Dosa Sosial

Ketika perkuliahan kembali dimulai disanalah maka kita harus mulai membuka diri atas pengetahuan baru dan pengetahuan baru. Dan di satu minggu pertama kuliahku ini mulai mengenal arti dosa sosial. Sebenarnya kata ini adalah kata yang disebutkan oleh salah satu dosen yang paling dikagumi se sf (seenggaknya itu yang aku dengar). Beliau penyampainya enak banget dan memang wawasannya yang luarbiasa luas membuat kita banyak belajar hal dari beliau.
Lalu apasih yang dimaksud dosa sosial oleh beliau. Secara tersirat di dua perkuliahan hari jumat kemarin, beliau bilang bahwa dosa sosial adalah dosa atas ketidakkompetenan kita sebagai farmasis dalam pemberian informasi sehingga informasi yang salah itu mungkin saja tersebar luas. Berat banget beban seorang farmasis atau tenaga kesehatan lainnya ataupu  jenis pekerjaan yang langsung ke masyarakat. Kita boleh pede kata beliau tapi jangan over sehingga salah dalam menyampaikan informasi. Beliau kuga memaparkan bagaimana sistem kesehatan di Indonesia masih sangat buruk dibandingkan dengan negara maju di luar sana. Dan menghabiskan dana terbesar dari apbd padahal jika angka itu bisa ditekan sampai 40% saja lalu diberikan ke pendidikan maka mungkin semua mahasiswa gak perlu lagi bayar buat kuliah. Dan ini mungkin saja akibat dari dosa sosial seorang farmasis atau apoteker yang tidak kompeten. Salah memberikan obat misal, padahal mungkin orang nya bisa sembuh hanya dengan memberikan antibiotik yang kelasnya rendah tapi karena over pede akhirnya memberikan antibiotik yang lebih tinggi. Sembuh? Ya sembuh, tapi anggaran kesehatan naik begitupun bakteri dalam tubuhnya yang ikut resisten. Dosa sosial? Banget. Udah salah sama pasiennya salah juga karena ngebuat anggaran kesehatan naik dan berdampak dengan anggaran lain yang tidak bisa terpenuhi yang mungkin lebih dibutuhkan. Berpikir jauh seperti ini yang harus diterapkan banget dalam seorang tenaga kesehatan, berpikir tiga atau empat langkah ke depan, apa dampaknya, dan seterusnya. Makin berpikir bahwa menjadi seorang farmasis atau apoteker gak bisa main-main gak bisa asal lulus karena pengetahuannya harus luas seluas-luasnya. Makin takut juga nanti kalau udah kerja melakukan dosa sosial sekecil apapun itu karena dampaknya sangat luas. Tapi harus makin semangat juga membuktikan bahwa sistem kesehatan di Indonesia dapat berubah dan khususnya apoteker dan farmasis lebih bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya dan bisa ikut membantu menuju Indonesia yang lebih sehat dan lebih baik. Sehat bukan hanya jasmani tapi juga mental dan sosialnya, karena itulah arti sehat sebenarnya. Semangat calon-calon tenaga kesehatan, kita punya banyak pr dan tugas yang harus bisa kita selesaikan!

#notetomyself

Apakah arti sebuah masa lalu? Sesuatu yang sangat dekat tapi boleh jadi juga sangat jauh. Satu detik yang lalu adalah sangat dekat tapi juga sangat jauh karena tidak bisa diraih kembali.
Lalu apakah arti berdamai dengan masa lalu? Apakah dengan melupakannya? Melanjutkan hidup seolah semua tidak pernah terjadi? Rasanya bukan. Karena semakin dilupakan maka masa lalu akan semakin kuat mencengkram pikiran dan hati. Berlalu lalang tiada henti. Beruntung jika masa lalu itu adalah sesuatu yang indah. Bagaimana jika sebaliknya? Melupakan adalah jalan tapi bukan jalan terbaik.
Lalu bagaimana jalan terbaik berdamai dengan masa lalu? Jika itu menyangkut orang lain, berbicaralah dengan orang tersebut, menyelesaikan kesalahpahaman, mencoba bersama mencari jalan keluar. Ini sulit, tapi jika tidak dilakukan masa lalu itu akan terus menghantui setiap kita mengingatnya. Jika itu menyangkut perasaan sendiri, pemikiran sendiri, maka bicaralah dengan hati kita, mencoba mencari jalan keluar, mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Ini sulit, tapi jika tidak dilakukan masa lalu itu akan terus menghantui setiap kita mengingatnya.
Maka dari itu, yuk hati mari kita berdamai dengan masa lalu :)

Dear Future Me

Tulisan ini tulisan setaun lalu, salah satu tugas osjur waktu itu. Kalau sekarang? Jujur masih bingung mau ngapain setelah dapet gelar sarjana dan apoteker.
Btw ini pake bahasa resmi soalnya namanya juga tugas osjur.


Tiga tahun (dua tahun *edit) dari sekarang, pada bulan Juli saya akhirnya bergelar Sarjana Farmasi. Lulus dengan baik dan dengan kesiapan diri menjadi farmasis yang bermanfaat bagi orang lain. Lalu tanpa menunda, melanjutkan ke jenjang pendidikan apoteker selama satu tahun, lalu bergelar Apoteker.
Setelah bergelar Apoteker, saya berencana menikah dahulu, lalu mencari pekerjaan yang sesuai dengan yang saya kuasai atau saya sukai. Saya berencana bekerja di sebuah rumah sakit sekitar daerah tempat tinggal saya nanti. Hal yang paling utama yang saya cari dari pekerjaan saya adalah pengalaman. Sebagai  apoteker yang baru saja lulus pengalaman adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan diri.
Setelah bekerja selama lima atau sepuluh tahun atau cukup berpengalaman, saya akan keluar dari rumah sakit dan memulai hal lain yang saya ingin kerjakan. Salah satunya adalah mengajar. Tidak sesuai keprofesian? Ya, mungkin terlihat seperti itu, tapi bukannya salah satu tugas apoteker juga adalah mengedukasi masyarakat. Dan mengajar adalah salah satu bentuk mengedukasi yang saya senangi. Dengan menjadi pengajar saya akan mungkin mendapat pelajar yang mungkin akan berguna untuk keprofesian saya.
Sambil menjadi pengajar, saya juga akan berkeliling menjelajahi pulau-pulau terpencil di Indonesia untuk menjadi pengajar disana dan menjadi tenaga kesehatan disana. Mengedukasi masyarakat, memotivasi anak dan remaja disana untuk terus belajar dan bercita-cita membangun negeri, salah satunya dalam bidang kesehatan, adalah beberapa hal yang akan saya kerjakan.
Jika pergerakan saya ini telah menyebar luas, banyak masyarakat khususnya kaum muda yang ikut turun dan peduli membangun bangsanya, saya akan kembali ke kampung halaman. Disana saya akan mendirikan apotek sendiri setelah semua pengalaman yang saya dapatkan. Menjalani hari-hari saya kembali menjadi seorang apoteker. Selain menjadi apoteker yang bertanggung jawab di apotek saya, saya juga ingin terus menjalani hal yang saya sukai yaitu mengajar, dengan mendirikan rumah belajar di rumah untuk anak dan tetangga sekitar juga saudara-saudara saya untuk belajar, mengerjakan tugas sekolah sekaligus bermain dan berinteraksi bersama.
Sambil berjalan, mungkin saya akan merencanakan membuat rumah sakit dengan berkolaborasi dengan teman saya yang lain dari keprofesian yang berbeda. Tapi ini bukanlah suatu yang saya ingin benar-benar capai melainkan jika memang saat itu saya sanggup dan keadaan memungkinkan untuk melakukannya saya akan mencoba untuk membuatnya. 

Wishlist

Salah satu wishlist pengen punya buku dengan cover desain sendiri sebisanya. Dan alhamdulillah udah kecapaai sekarangg. Ehehe. Walaupun setelah giat ngutak-ngatik pinterest buat cari insipirasi, googling buat nyari quotes atau kata mutiara, terus setelah jadi bingung antara mau print sendiri ke percetakan di deket kampus gitu atau mau online aja (nyari di instagram), akhirnya nemu di salah satu akun instagram gitu yang kayanya cocok dgn apa yang aku mau, yaudah deh langsung cus pesen. Terus sempet bingung mau bayar nya gimana, bukan soal transfernya tapi aku uang nya seadanya bgt hehe tapi akhirnya yaudah karena pengen banget.
Alhamdulillah. Salah satu wishlist kecil ku kecoret. Semoga wishlist lainnya segera kecoret jugaa. Aamiin

Sejarah dan Kenangan

Assalamualaikum. Hai gengs, apa kabar! Semoga selalu dalam lindungan Allah ya!
Photobox itu inget gak? Kita susah banget dapetinnya kalo kalian inget. Dua minggu bertahan gak melakukan "dosa" supaya bisa reguler bareng. Terus pas udah dapet reguler eh tergoda sepatu karena voucher 50rb matahari (eh iya gak sih pas ini?) Terus sebelumnya nonton juga di 21 wtc ( yg kayanya waktu itu udah detik-detik ditutup) (eh kecampur nih kayanya ingetannya wkwk). Ya apapun lah pokonya yg aku inget susah aja dapet photobox ini. Mana tempat foto nya kecil bgt yg ampe kita kaki nya keluar-luar tirai (haha). Yang pas udah jadi ternyata hani selalu kebagian di tengah dan gatau kenapa di beberapa foto nyaru sama background nya. Inget banget waktu awal-awal masuk kuliah nyimpen foto ini di dompet tersayang yang waktu daftar ulang (apa OSKM ya) ilang di angkot. Gatau jatoh gatau emang ada yang ambil. Yang jelas waktu itu aku sadar nya pas udah sore aja (terus pulangnya dianterin fape sama firza sampe ledeng karena gaada uang samsek). Sedih bangett parah. Karena foto itu ada disitu, surat-surat berharga, e-ktp baru (yang akhirnya baru bikin lagi setaun kemudian), kartu pelajar ic dan kenangan ic lainnya. Sampe akhirnya foto itu terlupakan seiring pasang surutnya kita. Dan lalu, akhirnya mendapatkan foto ituu lagi pas ketemu sama memel pas kapan gitu yang ternyata punya lebih dari satu. Akhirnya aku minta deh yey! Alhamdulillah salah satu kenang-kenangan berharga balik.
Di taun yang kita semua akan menginjak 20 ini, aku berharap perasaan kita pas menjaga diri dari "dosa" supaya bisa reguler bareng gak pernah berubah. Masa-masa menyenangkan pas berurutan beli sepatu model yang sama buat dapet voucher 50rb matahari gak akan pernah memudar. Ah! Waktu-waktu kita stukol ke pantai carita dan rafting jugaa adalah hal yang gak pengen berubah dari kita. Setelah pasang surut yang luarbiasa emang gak mungkin sepenuh nya kita balik lagi. Tapi seengaknya kita mencoba untuk menjadi yang lebih baik kan?
Aku kangen kalian! Kalian kangen aku gak?

kisah canon 1100D

Akhir akhir ini lagi seneng ngoprek kamera jadulku yang berumur hampir lima tahun, dengan objek diri sendiri ala ala ootd dan dijepret dengan metode self-timer yang udah aku pelajari dari jaman awal punya kamera dan self-timer 10 kali memjadi primadona buat foto full team saat kumpul tersembunyi malem malem atau kumpul khusus yang gak ada orang lain yang bisa fotoin. Kamera dengan lensa kit yang udah rusak auto-nya ini ternyata kalo di coba di otak-atik masih bisa menghasilkan foto yg kece untuk standar ku hehe. Selain itu, tutorial di yutub yang sangat bertebaran ituu juga sangat membantu sih untuk kembali menghidupkan kamera yang udah dua tahun ini cuma pindah sana sini buat mengabadikan beberapa acara yang ada. Waktu itu agak males buat pake kamera ini adalah karena auto-nya udah rusak tapi terterpa galau antara mau benerin apa beli yang baru (ini sih pembenaran untuk gak mengeluarkan uang buat benerin atau beli baru hehe), lagian masih sayang juga sih sama yang ini karena udah banyak banget momen yang diabadikan oleh kamera yang dulu belinya masih inget banget nabung gak jajan banyak waktu di asrama yang walaupun akhirnya disempurnakan juga sih uang tabungannya sama mamah papah whehe. 
Mungkin liburan ini bisa dimanfaatkan ya buat belajar tentang perkameraan ini dan hal apa aja sih yang bisa dilakukan dengan kamera berlensa kit yang auto-nya gak bisa digunakan semestinya. Siapa tau juga bisa beresin feed instagram (ini sih tetep aja ujung ujung nya pasti gak beres ehehe). Oh atau bisa juga sih buat fotoin prewed aa siapa tau, atau seengaknya buat kesenangan diri sendiri dulu sih. Dan yang terpenting sih #menujuliburanproduktif yuhuuu. (Suka gak nyambung sih akhirnya ya)

yang lamaran siapa yang baper siapa

Hari nervous, 5 Mei 2017
Yap. Kemaren adalah hari nervous sekeluarga. Aku nervous karena mau ujian koo (kimia organik obat) (lebih tepatnya panik sih karena belom belajar). Aa nervous karena mau lamaran. Dan mamah papah nervous karena anak pertamanya mau lamaran, yang artinya ini pertama buat mamah papah. Ya walaupun kalo papah gak terlalu memperlihatkan siih. Aku ujian jam 3-5 sore dan lamaran itu abis maghrib. Berhubung hari jumat, selesai ujian aku langsung caw pulang buru-buru karena takut macet. Nervous ku yg tadi karena ujian berganti karena takut ditinggal karena pas masih setengah perjalan pulang udah adzan maghrib. Waktu nyampe, ternyata belom ada siapasiapa. Dan pas itulah aku liat mamah panik sendiri. "Cepet sholat, ganti baju, bisi tamu pada dateng, cepet keburu malem". Mamah pas bilang gitu nervous nya keliatan banget. Dan aa juga keliatan nervousnya karena beberapa kali keliatan menghembuskan nafas dengan suara gitu. Bahkan kata mamah aa tadi bilang, "mah degdegan, padahal mah gak ada resiko jatuh, gak ada pesaing tapi lebih degdegan daripada mau balap".
Singkat cerita berangkatlah keluarga besar kita ke rumah orang yang mau dilamar (teh rere). Waktu proses nya, kok aku ikut degdegan juga (sambil mikir ntar aku bakal ngalamin hal ini gak ya) sampe digodain sama kakaknya teh rere, "neng malah yg degdegan ya". Aku cuma bisa setengah ketawa setengah miris (ketauan haha). Alhamdulillah selesailah lamaran dari penyampaian maksud dari pihak lakilaki, sama jawaban dari pihak perempuannya. Selesai deh. Eh belom deng masih ada akad nikah yang belom tau kapan tapi semoga lancar jaya aamiin.
Beberapa hari yang lalu aku sempet mikir,
"Wah kalo aa udah 'lepas' aku nih yang direcokin cepat atau lambat".
Dan ternyata secepat itu.
Pas perjalanan pulang ngobrol lah kita sekeluarga dengan ilustrasi kurang lebih begini.
Mamah : "alhamdulillah udah lamarannya. Gak kerasa ya, udah weh, biasa aja. Nanti nikah juga gini. Tau tau udah aja. Cuma ada ijab kabul nya aja."
Aa : "hahaha.."
Mamah : "nikah a deden mah neng harus udah ada ya."
Neng : (lah apaan nih😲) "udah ada apa?"
Mamah : "gandengan lah"
Neng : (masyaAllah mah, aa nya aja belom ada jadwal nikahnya, dan belom lepas beneran ini adeknya udah direcokin aja) "ah jodohin ajalah neng mah"
Mamah : " yeu mamah mah kan bukan ahli jodoh. Kata papah juga minta jodoh mah ke Allah."
Aa : "kayanya mah yang bogoh ka neng mah sieuneun"
Mamah : " sieun naon?"
Aa : "ah takut ah kakaknya pembalap bisi kalo ada apa apa ditubruk"
Neng : (hahahaha kirain apaan 😂)
Aa : " kan di itb banyak meureun. Eh anak itb mah pada kuliah teh belajar kaliya."
Mamah : "iya masa kan seangkatan itb teh beribu-ribu masa weh gaada"
Neng : "ya kan neng ketemu nya anak farmasi dan anak farmasi teh cowonya dikit."
Mamah : "yang jurusan lain atuh. Main nya sama anak ic wae sih"
Neng : "lah gada hubungannya maah, lagian kan emang sama jurusan lain mah jarang banget ketemu."
Aa : "ah a deden aja beda kampus bisa ketemu, teh rere mah taman sari aa di rangga gading." (maksudnya kampus unisba ada dua taman sari sama rangga gading. Kaya itb ada ganesha sama nangor)
Mamah : "tuh"
Aa : "iya da a deden mah gak kuliah tapi ngider"
Neng : (duh ya beda cerita lah😔)
Percakapan berakhir disitu karena ada percakapan lain yang kami obrolkan. Selama percakapan tadi papah cuma diem aja dan ketawa-ketawa. Papah emang bukan tipe yang banyak ngomong sih.
Dan akhirnya aku mikir. Idealnya, aku sama aa beda empat taun yang berati kurang lebih empat taun lagi aku bakal ada di posisi aa. Wajar sih mamah udah menekannya banget buat nyari si doi. Tapi jodoh ya ditangan Allah ya :"). Haha. Semoga yang terbaik aja. Diri aja masih belom baik udah mikir yang jauh banget. Ya jalanin dulu aja, perbaiki diri baru yang lain-lain. Masih banyak utang :( akumah apa:(
Terakhir, semoga aa dan teh rere dilancarkan sampai nikahnya, keluarga sakinah mawadah wa rahmah, sampai punya anak-anak, cucu cicit. Aamiin dan semoga mamah papah punya umur panjang sampai aa nikah, aku nikah, sama sama punya anak dan bahagia seterusnya. Aamiin

Bahan memperbaiki diri

"Mah, kok neng tuh gak pernah nanya ya sama aa. Kemaren pergi juga ga nanya gimana gimananya." Kata aa suatu hari. Dan mamah menceritakannya beberapa saat kemudian. Terhenyak rasanya. Apa iya aku terlihat setidak-peduli itu? Padahal ya aku merasa nya biasa aja. Toh waktu aa pergi juga aku sering wa ya walaupun atas nama papah atau mamah.
"Ya neng mah orang nya emang kaya gitu. Turun dari papah. Ga banyak ngomong. Ya tapi harus saling tau aja sifat masing-masing. Apalagi cuma berdua. Mau ke siapalagi kalo minta tolong." Jawab mamah waktu itu.
"Tapi aa nyaah kan sama neng?"
"Nya nyaah atuh."
Haaaa pengen nangis saat itu juga waktu denger cerita dari mamah. Setelah itupun mamah memberikan wejangan wejangan yg intinya kita tuh cuma punya satu sama lain. Aku sama aa. Harus saling sayang. Harus saling ngertiin.
Aku sayang juga kok sama aa. Cuma gak nunjukin aja. Cuma terlalu gengsi buat bilang atau nanya. 
Dulu aku selalu ngerasa aku sama aa tuh beda dunia banget. Dunia aa tuh luas, bebas, bisa kemana aja. Sedangkan aku ngerasa terbatas dan gak bisa ngejangkau dunia aa. Dan itu yg ngebuat aku merasa berjarak sama aa. 
Tapi ya apapun itu, sekarang pikirannya harus berubah. Kita cuma dua bersaudara dan gak ada yg lain. Cuma bisa saling bergantung satu sama lain. Itu.

Ranca Upas dan Kisah Tentang Balasan


Ranca upas. Udah dari lama pengen kesini tapi garagara so sibuk bgt akhirnya belom kesampean mulu. Terus tibatiba di grup IAIC bandung mewacanakan kesini. Tertarik. Banget. Tapi karena berhubung ITB udah libur jadi pasti udah pada pulang. Tapi mungkin emang rezeki nya ada aja jalannya dan temen nya.
Berhubung ini trip jauh momotoran yg pertama buat aku yg didapetin pertama pasti pegel. Pegel-pegel seluruh badan. Sebenernya nekat ngendarain padahal sama mamah juga bilang jangan aku yg nyetir. Tapi penasaran bisa gak sejauh itu nyetir. Soalnya temenku juga cewe kuat bgt travellingan nyetir motor ke sukabumi (kalo gak salah). Ya walaupun akhirnya pas perjalanan pulang, nyampe telkom diganti karena udah pegel bgt.


Tapi ada satu hal yg menggelitik bgt waktu perjalanan pulang. Jadi waktu pulang tuh jalannya mau lewat buah batu. Dan itu ternyata melewati jalan yg MasyaAllah macet bgt. Macet garagara jalannya kecil tapi mobil motor angkot banyak bgt yg lewat. Takut ketinggalan rombongan jadi aja akunya maen seruduk. Terus tibatiba ada ibuibu yg ngelawan arus. Mungkin maksudnya deket jadi nanggung kalo nyebrang dulu apa gimana. Tapi tetep aja jadi nya aku ngegerutu. "Mau kemana atuh bu ih?!" Eh taunya gak lama dari itu, takut ketinggalan rombongan aku maen masuk aja padahal liat ada motor mau lewat. Gak nabrak sih. Tapi alhasil motor itu kehalangan jalannya sama motor aku. Terus taunya baru aja mau jalan aku denger ibu yg dibonceng ngomel. "Euh si neng mah. Geus nyaho ieu rek asup kalahka maju. B*l*g*g." MasyaAllah. Tibatiba aja weh keinget ibu tadi yg ngelawan arus. Tadi mungkin ibunya juga sakit hati ya aku ngegerutu gitu. Soalnya ngedenger ibu tadi ngomel kok rasanya sakitnya. Antara gak ikhlas dikatain sama ya bersalah karena emang tadi maen seruduk aja.
Dari kejadian itu entah kenapa aku sadar.  Bahwa balasan atau karma tuh ada dan enggak mungkin salah orang. Dan betapa Allah tuh sayang banget sama kita karena ngasih balasan nya masih saat kita di dunia yang pasti gaada seberapanya dibanding balasan di akhirat. Udah beberapa kali aku kaya gini. Waktu itu nabrak motor depan. Ga nyampe satu jam kemudian ditabrak dari belakang. Yang untung keduanya gak kenapa kenapa. Kemaren ngegerutuin orang. Eh gak nyampe setengah jam kemudian dibales diomelin. Ya jadi pelajaran aja bahwa baik buruk apa yang kita lakuin pasti ada balasannya dan berharap aja balasannya masih saat kita masih di dunia.

Satu Tahun LDR

Keluarga kedua yang paling sering bikin baper.
Keluarga kedua yang paling sering jadi tempat pelarian kalo jenuh.
Keluarga kedua yang walaupun nyebelinnya minta ampun selalu ada cara untuk memaafkan.
Keluarga kedua yang gabisa bikin aku left grup lebih dari seminggu.
Keluarga kedua yang walaupun sampe nangis-nangis kesel tapi selalu bisa bikin ketawa setelahnya.
Keluarga kedua yang banyak pelajaran yang bisa diambil dari ke"bandel"annya.
Keluarga kedua yang entah kenapa kalo udah bikin bawa perasaan sampe seminggu lebih ga sembuh.
Keluarga kedua yang bisa ngasih energi positif walaupun cuma ngobrol via grup.
Keluarga kedua yang kalo ketemu salah satu anggotanya aja udah bisa bikin badmood seharian jadi ketawa-tawa sendiri seminggu.
Dan banyak hal lain yang ga bisa disebutin satu-satu. Suka duka senang susah sebel sayang benci cinta tiga taun bareng di asrama, satu taun LDR, dan terus sampe kelak ada di Surga-Nya. Semoga selalu jadi kenangan paling berharga kalau sama kalian.
Astonic Dralen Relaston. Ingat, sekarang dan selamanya kita akan selalu ada di tahap Winner. Semangat!!


-Seseorang yang sedang mencoba bertahan hidup tanpa kalian, ADR

Mencairkan Beku

Beku. Jemariku membeku. Jangankan menanyakan kabar. Mengetikkan tiga huruf sapaan pun aku tak bisa. Bukan. Bukan karena aku kehilangan keberanianku. Tapi karena kecanggungan ini sudah terlampau jauh. Terlampau menyiksa.

Beku. Pikiranku membeku. Hanya ada pemikiran yang memenangkan egoku. Pemikiran yang kubuat seolah-olah berlogika untuk terus mengutamakan egoku. Pemikiran yang membuatku terus menjerit meminta kepedulian. Padahal sejak lama aku memutuskan untuk berhenti peduli. 

Dingin. Semua kebekuan ini membuat sikapku dingin. Kecanggungan yang terlampau jauh ini membuat sikapku dingin. Pemikiran yang memenangkan egoku ini membuat sikapku dingin.

Malam-malam ketidaktenangan mulai menyapaku kembali. Menangis pun tak ada guna. Karena memang pusaran ini hanya membelitku. Membelit pikiranku. Membelit hatiku. Aku seakan sedang berperang pada cermin.

Hanya hatiku yang (kuharap) tidak membeku. Karena jeritan atas ketidakadilan sikapku mulai terdengar. Karena kesadaran bahwa aku sekarang sangat baik-baik saja dibanding keadaanmu mulai terasa menyentuh. Kenyataan bahwa kecanggungan ini dimulai ketika kepedulianku hilang ini mulai terlihat di pelupuk mata. 

Hanya membutuhkan satu kehangatan lagi untuk mencairkan segala kebekuan ini. 

Hangatnya keterbukaanmu padaku atas cerita hidupmu.